Senin, 08 November 2010

Pengungsi Merapi Dilanda Gangguan Jiwa

wandinews.com - Letusan Gunung Merapi yang terjadi berkali-kali sejak 26 Oktober 2010 membuat para pengungsi dilanda berbagai masalah kejiwaan seperti trauma, stres, kecemasan hingga psikosomatis.

Bahkan, tercatat 26 orang yang sembuh dari gangguan kejiwaan kembali mengalami kekambuhan atau psikotis residual. Kehilangan sanak saudara atau rusaknya harta benda diduga kuat merupakan penyebabnya.

Eti (25), psikolog dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mengatakan, sebelumnya, 26 orang itu sudah dinyatakan sembuh setelah menjalani terapi ditambah lingkungan yang mendukung.

"Kemudian kambuh. Semuanya sudah kita rujuk ke RSUD Sardjito dan panti sosial PSKB di Sidomulyo," kata dia di pusat pengungsian di Stadion Maguwoharjo, Selaman, Senin (8/11/2010).

Hingga semalam, kata Eti, tercatat sekitar 80 warga mengalami gangguan kejiwaan seperti trauma, stres, kecemasanan, hingga psikosomatis. Diperkirakan, masih banyak diantara puluhan ribu pengungsi yang mengalami gangguan jiwa. Oleh karena itu, dengan dibantu mahasiswa jurusan psikologi dari berbagai universitas di Yogyakarta dan kota lain, tim melakukan observasi siapa saja yang terindikasi mengalami gangguan jiwa.

Untuk pemulihan, jelas Eti, pihaknya melakukan konseling di posko konseling atau menyambangi lorong-lorong stadion tempat pengungsi. "Kita minta mereka keluarkan unek-unek.

"Sejak awal kan mereka kesel, capek, tidak ada tempat meluapkan emosi. Meluapkannya bisa dengan menangis, menceritakan. Setelah itu stabilkan, kita kembalikan pikiran karena meskipun mereka di sini tapi pikiran ke mana-mana. Pikir rumah, gimana masa depan," kata dia.

Dikatakan Eti, untuk anak-anak, pemulihan kejiawaan dengan cara mengajak bermain atau menggambar. Tanda-tanda anak terguncang jiwanya seperti menangis ketika asik bermain, histeris, ketakutan yang berlebihan, dan lainnya. "Kemarin ada dua anak yang histeris," katanya. (kompascom)
◄ Newer Post Older Post ►