Senin, 20 Februari 2012

Penggunaan Ransum yang Mengandung Keong Rawa Kukus, Silase dan Tepsil dari Dua Spesies Keong Rawa “Kalambuai “ terhadap Dewasa Kelamin Itik Alabio Betina

Penggunaan Ransum yang Mengandung Keong Rawa Kukus, Silase dan Tepsil dari Dua Spesies Keong Rawa “Kalambuai “ terhadap Dewasa Kelamin Itik Alabio Betina

(The Used of Ration of Containing Steamed Snail , Silage, Tepsil of Two Spesies The Fresh Water “Kalambai” on Sex Maturity Female Alabio Duck
Siti Dharmawati 1)

1 Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan, Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ransum yang mengandung keong rawa kukus, silase dan tepsil dari dua spesies keong rawa “kalambuai” terhadap performans dewasa kelamin itik Alabio. Sebanyak seratus enam puluh ekor itik Alabio betina fase layer ditempatkan secara acak dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial (2x4x4), yang terdiri dari dua factor yaitu factor pertama adalah jenis keong rawa dan factor kedua adalah metode pengolahan keong rawa (kukus, silase asam, silase biologi dan tepsil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur dewasa kelamin itik Alabio dipengaruhi oleh ransum yang mengandung keong rawa kukus, silase dan tepsil keong rawa, demikian juga terhadap berat badan dewasa kelamin dan bobot telur pertama. Itik Alabio yang diberikan ransum mengandung silase keong rawa spesies Pomacea glauca dan tepsil keong rawa spesies Pomacea canaliculata cenderung mengalami lebih cepat dewasa kelamin (umur 142 hari ± 0,3444698) dibanding perlakuan lainnya. Selanjutnya berat badan dewasa kelamin itik Alabio tertinggi dicapai pada perlakuan ransum yang mengandung silase asam keong rawa spesies Pomacea canaliculata (1628.37 g ± 9,01194) dan bobot telur pertama pada itik Alabio tertinggi diperoleh pada perlakuan ransum mengandung keong rawa kukus baik spesies Pomacea glauca (64,79 g/butir) dan Pomacea canaliculata (62,38 g/butir).

Kata-kata kunci : Keong rawa kukus, silase, tepsil, spesies keong rawa”kalambuai”, dewasa kelamin, itik Alabio


Abstract

This research was conducted to examine the diet containing boiled snails meal, silage and tepsil of two species of fresh water "kalambuai" on the performances of female Duck Alabio. A total of one hundred and sixty female Alabio duck female were randomly placed layer by using Completely Randomized Design Patterns factorial (2x4x4), which consists of two factors namely the first factor is the type of varians freshh water and the second factor is the processing methods (steaming, acid silage , silage biology and tepsil). The results showed that the age of sexual maturity female Alabio duck influenced by the diet containing broiled snail meal, silage and tepsil snails, as well as against adult weight and sex of the first egg weight. Alabio given rations containing silage of fresh water and tepsil species Pomacea glauca and Pomacea canaliculata species tend to experience more rapid sexual maturity (age 142 days ± 0.3444698) compared with other treatments. Furthermore, adult weight sex Alabio the highest achieved in the treatment ration containing silage acid snail species Pomacea canaliculata (1628.37 g ± 9.01194) and weight of first egg on top Alabio obtained by the treatment rations containing either steamed snail species Pomacea glauca (64.79 g ) and Pomacea canaliculata (62.38 g).

Key words: Steamed Snail, silage, tepsil, species the fresh water "kalambuai", sex maturity, Female Alabio Duck

Sumber Tulisan : http://tulisandharmawati.blogspot.com
◄ Newer Post Older Post ►