Punya kendaraan roda 2 pasti punya helm. Kata Helm berasal dari bahasa Belanda yang arinya pelindung. Helm adalah bentuk perlindungan tubuh yang dikenakan di kepala dan biasanya dibuat dari metal atau bahan keras lainnya seperti kevlar, serat resin, atau plastik.
Helm biasanya digunakan sebagai perlindungan kepala untuk berbagai aktivitas pertempuran (militer), atau aktivitas sipil seperti olahraga, pertambangan, atau berkendara. Helm dapat memberi perlindungan tambahan pada sebagian dari kepala (bergantung pada strukturnya) dari benda jatuh atau berkecepatan tinggi.
Baik!! kita tidak akan membahas asal usul maupun keguanaannya. Yang tak kita sadari helm jiga dapat membahayakan. Berikut ulasannya.
Bagi pengendara motor, Helm sudah menjadi barang wajib seperti halnya pakaian dalam kemanapun kita pergi. Sudah selayak dan semestinya demi kenyamanan helm juga perlu perawatan agar batok kepala sampeyan tidak penyakitan.
Hal yang paling rawan buat kebersihan helm adalah soal keringat. Apalagi sebabnya kalau bukan lantaran iklim Indonesia sangat panas, dan lembab. Sudah pasti ini penyebab utama keringat akan lebih banyak keluar jika pengendara di Indonesia seliweran di jalanan. Keringat tadi mengancam bagian dalam helm yang berbahan kain linen dan busa. Dari struktur bahannya, sudah pasti keringat segera menyerap. Pagi keringetan, sore mengendap. Besok pagi dipakai lagi, sorenya tambah endapan lagi. Setelah sekian lama, bisa berkuah dan bau deh tuh helm.
Lembab dan bau akibat endapan keringat di lapisan dalam helm bisa mengundang bakteri bersarang. Jelas, karena kotoran dari lemak santapan lezat buat bakteri. Bahkan, bau ciri-ciri bakteri. Yang juga suka dengan lembab dan bau adalah jamur. Nah, seperti yang kita tahu, bakteri dan jamur bisa menyebabkan penyakit kulit.
Beberapa bakteri yang suka bersarang di helm adalah Bakteri Staphylococcus epidermis dan Staphylococcus Aureut. Staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari genus Staphylococcus yang diketahui dapat menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini adalah fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram-positif, berbentuk kokus, dan berdiameter 0,5-1,5 µm. Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan membran mukosa manusia.Infeksi S. epidermidis dapat terjadi karena bakteri ini membentuk biofilm pada alat-alat medis di rumah sakit dan menulari orang-orang di lingkungan rumah sakit tersebut (infeksi nosokomial). Secara klinis, bakteri ini menyerang orang-orang yang rentan atau imunitas rendah, seperti penderita AIDS, pasien kritis, pengguna obat terlarang (narkotika), bayi yang baru lahir, dan pasien rumah sakit yang dirawat dalam waktu lama.
Sedangkan, Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin.
Penyakit yang dapat muncul akibat kedua bakteri tersebut adalah Jerawat, Bisul, Gatal-gatal pada kulit kepala, ketombean dan penyakit kulit lainnya.Tentunya cara untuk menghindari penyakit kulit tersebut dengan rajin mencuci Helm kesayangan agan secara rutin. Apalagi helm-helm terbaru sekarang sudah dapat dilepas lapisan busanya sehingga bagi yang ribet ingin menghemat biaya bisa dicuci sendiri.