"Untuk jangka panjang Mako dan barak Yon Zipur 3 Baleendah harus dipindahkan karena lokasinya rawan banjir, lahan seluas delapan hektare itu nantinya bisa digunakan untuk pengendalian banjir di sana," katanya di Bandung, Jumat.
Usulan untuk memindahkan Mako dan barak Yon Zipur 3 Dayeuhkolot itu dugulirkan setelah peninjuan yang dilakukan oleh Tim Komisi I DPR ke barak TNI di sana yang hingga kini masih tergenang banjir.
Menurut Enggar, kawasan tersebut ke depannya akan tetap menjadi langganan banjir karena lokasinya berada di titik terendah dan hampir rata dengan bantaran Sungai Citarum.
Data dari Badan Pengelola Balai Besar Sungai Citarum menyebutkan ada penyusutan daerah areal genangan banjir dari semula 13.000 hektare. Namun demikian banjir tidak akan bisa dihilangkan dari 1000 hektare lahan di DAS Citarum, salah satunya di kawasan Dayeuhkolot.
"Dengan kondisi rawan banjir seperti itu, lokasi Mako dan barak prajurit di sana tidak cocok lagi dan harus dipindahkan. Kami akan mendorongnya ke Dephan untuk pemindahan itu," kata politisi asal Cirebon Jawa Barat itu.
Ia mengaku prihatin karena banjir luapan Citarum itu juga menimpa keluraga prajurit yang saat ini tengah bertugas dalam misi Konga XXXVII di Kongo.(S033/A024)
Editor: AA Ariwibowo