Kamis, 10 Mei 2012

VAGINA

Gambar vagina beserta bagian-bagiannya.
Vagina (dari Latin yang makna literalnya "pelindung" atau "selongsong") atau puki adalah saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh pada mamalia dan marsupilia betina, atau ke kloaka pada burung betina, monotrem, dan beberapa jenis reptil. Serangga dan beberapa jenis invertebrata juga memiliki vagina, yang merupakan bagian akhir dari oviduct. Vagina merupakan alat reproduksi pada mamalia betina, seperti halnya penis pada mamalia jantan.

Gambar: Posisi vagina di rangkaian sistem reproduksi wanita.
Cairan vagina

Vagina menghasilkan berbagai macam sekresi seperti keringat, sebum, dan sekresi dari kelenjar Bartholin dan Skene pada vulva, cairan endometrial, dan oviductal (yang berubah sesuai dengan siklus haid), cervical mucus, sel exfoliated, dan sekresi pada dinding vagina itu sendiri, yang dapat meningkatkan gairah seksual.

Vagina pada semua wanita mengeluarkan pyridine, squalene, urea, asam asetat, asam laktat, alkohol kompleks (termasuk kolesterol), glikol (termasuk propylene glikol) keton, dan aldehid-aldehid. Tapi suatu asam kimia lebih detail dalam pengeluaran vagina membagi wanita dalam dua kelompok. Semua wanita menghasilkan asam asetat, tapi sepertiga dari itu juga menghasilkan rangkaian pendek asam aliphatic. Rangkaian pendek asam aliphatic, yang termasuk asetik, propionic, isovaleric, isobutryc, propanoic, dan asam butanoic. Semua asam tersebut merupakan tingkat tajam dari zat kimia yang dihasilkan oleh spesies primata yang lain sebagai sinyal peraba/penciuman seksual. Walau tidak ada satupun yang pernah membuktikan peranan asam-asam tersebut dalam aturan hubungan pada manusia, beberapa peneliti lebih menganggap ini sebagai copullins dan pheromones pada manusia.

Bakteri pada vagina
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat, sehingga kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Untuk itu, wanita harus rajin merawat kebersihan wilayah pribadinya ini. Infeksi juga terjadi karena terganggunya kesimbangan ekosistem di vagina. Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus atau bakteri baik. Di sini estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi dalam sel tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari Lactobacillus, yang akan dimetabolisme untuk pertumbuhannya. Sisa metabolisme kemudian menghasilkan asam laktat, yang menentukan suasana asam di dalam vagina, dengan potential Hydrogen (pH) berkisar 3,8 - 4,2. Dengan tingkat keasaman ini, Lactobacillus akan subur dan bakteri patogen (jahat) akan mati.

Di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, 95 persen Lactobacillus, 5 persen patogen. Dalam kondisi ekosistem vagina seimbang, bakteri patogen tidak akan mengganggu. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya tingkat keasaman menurun, pertahanan alamiah juga akan turun, dan rentan mengalami infeksi. Ketidakseimbangan ekosistem vagina disebabkan banyak faktor. Di antaranya kontrasepsi oral, penyakit diabetes mellitus, antibiotika, darah haid, cairan sperma, penyemprotan cairan ke dalam vagina (douching), dan gangguan hormon seperti saat pubertas, kehamilan, atau menopause.

Ukuran vagina manusia

Meskipun ukuran vagina bermacam-macam pada wanita, namun ukuran panjangnya berkisar 6 sampai 7,5 cm (2,5 - 3 inchi) meliputi dinding anterior, dan 9 cm (3,5 inchi) untuk panjang yang meliputi dinding posterior.[1] Di saat rangsangan seksual, ukuran panjang dan lebar vagina akan meningkat.[2] Keelastisan vagina dapat membantu proses dalam hubungan seksual, dan selain itu membantu saat proses kelahiran.

Sumber=http://id.wikipedia.org/wiki/Vagina
◄ Newer Post Older Post ►