wandinews.com - Pelatih Indonesia Alfred Riedl akhirnya buka suara soal gangguan hal-hal nonteknis pada timnya. Ia menyesali banyaknya permintaan wawancara pada pemain dan agenda tak penting dari PSSI.
Wartawan Indonesia di Malaysia menanyakan soal ini setelah Cristian Gonzales dkk menelan kekalahan pertamanya di Piala AFF 2010. Bermain di kandang lawan di final leg pertama, mereka kalah 0-3.
Dikatakan Riedl dalam jumpa pers usai laga, ia membenarkan bahwa dirinya terusik dengan eksploitasi tim baik dari media maupun federasi (PSSI).
"Ya media terlalu banyak minta wawancara tim. Belakangan ini aktivitas dari federasi juga agak mengganggu kami. Kegiatan-kegiatan yang berlebihan dan tidak perlu," sindir pelatih asal Riedl.
"Saatnya memperlakukan para pemain supaya menginjak kaki di bumi lagi. Ini cuma permainan. Kadang Anda menang, kadang kalah," sambungnya.
Euforia terhadap timnas menggila terutama sejak memenangi dua pertandingan pertamanya di fase grup dengan skor mencolok. Para pemain seperti kurang terlindungi dari kejaran wartawan, mulai dari pinggir lapangan latihan sampai di dalam pesawat.
PSSI juga dinilai melakukan blunder ketika membawa seluruh anggota tim ke rumah seorang politisi (Aburizal Bakrie), dan mengikuti doa bersama yang diadakan di sebuah pesantren di Jakarta, kurang 16 jam sebelum bertolak ke Malaysia. (kaskus)
Wartawan Indonesia di Malaysia menanyakan soal ini setelah Cristian Gonzales dkk menelan kekalahan pertamanya di Piala AFF 2010. Bermain di kandang lawan di final leg pertama, mereka kalah 0-3.
Dikatakan Riedl dalam jumpa pers usai laga, ia membenarkan bahwa dirinya terusik dengan eksploitasi tim baik dari media maupun federasi (PSSI).
"Ya media terlalu banyak minta wawancara tim. Belakangan ini aktivitas dari federasi juga agak mengganggu kami. Kegiatan-kegiatan yang berlebihan dan tidak perlu," sindir pelatih asal Riedl.
"Saatnya memperlakukan para pemain supaya menginjak kaki di bumi lagi. Ini cuma permainan. Kadang Anda menang, kadang kalah," sambungnya.
Euforia terhadap timnas menggila terutama sejak memenangi dua pertandingan pertamanya di fase grup dengan skor mencolok. Para pemain seperti kurang terlindungi dari kejaran wartawan, mulai dari pinggir lapangan latihan sampai di dalam pesawat.
PSSI juga dinilai melakukan blunder ketika membawa seluruh anggota tim ke rumah seorang politisi (Aburizal Bakrie), dan mengikuti doa bersama yang diadakan di sebuah pesantren di Jakarta, kurang 16 jam sebelum bertolak ke Malaysia. (kaskus)