Menjadi ibu merupakan kodrat wanita yang sangat membahagiakan. Walau tak ada sekolah khusus calon ibu, bermodal cinta dan ketulusan, ibu mampu menjadi sosok terhebat. Dalam satu waktu, seorang ibu bisa menyelesaikan berbagai macam pekerjaan dengan baik.
Lebih-lebih kaum ibu yang juga bekerja. Di tangannya, urusan rumah tangga beres, suami dan anak-anak terperhatikan dan pekerjaan pun lancar. Sosialisasi dengan teman-teman dan tetangga pun tak ada masalah, bahkan masih sempat berorganisasi dan tak kehilangan waktu untuk diri sendiri alias ‘me time’. Agar semua berjalan lancar dan maksimal, tentu saja seorang ibu mesti pintar mengelola waktu dan serba terencana.
Selain cinta yang tulus, kesehatan juga sangat diperlukan agar ibu mampu menjalankan perannya dengan baik. Kendati demikian, hal sangat manusiawi bila kadang kala kaum ibu dilanda kebosanan, surut semangat dan sedih tak tertanggungkan karena banyaknya persoalan dan tanggung jawab yang begitu besar. Ada banyak cara untuk meredakannya, tanpa harus keluar dari rel yang selayaknya.
Apa yang bisa dilakukan? Pertama, jadilah pencuri. Ini tak termasuk tindak kriminal. Mencuri waktu waktu di selasela waktu luang saat bekerja atau mengasuh anak, bisa kita lakukan untuk sedikit mengurai stress. Manfaatkan waktu tersebut untuk diri sendiri. Apakah itu dengan beristirahat, membaca majalah, menulis buku harian atau sekadar berselancar di dunia maya. Ibu yang bekerja maupun yang sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga, sama-sama harus selalu meningkatkan kemampuan diri.
Tak melulu dengan kursus atau kuliah lagi yang menghabiskan banyak biaya. Bisa dengan mengikuti seminar-seminar, bedah buku, atau gabung dengan komunitas tertentu. Bergabung dengan komunitas yang sesuai dengan minat tentu akan mengencangkan lagi semangat yang kendor. Berbagai kegiatan sosial, seni atau keagamaan yang menyenangkan, akan terus menumbuhkan semangat hidup dan keinginan berbagi.
Bila memungkinkan, ajak pula suami dan anak-anak untuk terlibat. Yang pasti, semua itu mesti dilakukan dengan tetap mengutamakan keluarga. Selain itu, ibu juga menjadi orang pertama yang harus siap akan berbagai kemungkinan buruk, misalnya musibah yang menimpa keluarga besar. Persiapkanlah segala sesuatunya, baik berupa cadangan dana atau pengurusan cuti. Hal lain yang tak kalah menyedot pikiran dan tenaga adalah hal-hal terkait pekerjaan rumah tangga.
Meski terkesan sepele, kegiatan seperti menyapu, mengepel, merapikan kamar dan lainnya cukup menguras energi. Mempekerjakan asisten rumah tangga menjadi pilihan yang solutif, dengan catatan bila keuangan keluarga memungkinkan. Namun bila belum mencukupi, bekerja sama dengan suami atau anggota keluarga lain untuk berbagi pekerjaan rumah tangga. Sesekali, gunakan jasa laundri atau katering juga tak ada salahnya.
Untuk urusan masak-memasak, agar hemat waktu, siapkan satu jenis masakan yang cukup bila dikonsumsi dua kali. Misalnya untuk sarapan dan makan siang, atau makan siang dan makan malam. Atau bisa juga menyiapkan berbagai bahan makanan di kulkas, yang bisa diolah dalam waktu singkat. Yang tak kalah pentingnya untuk dilakukan sejak dini adalah melatih kemandirian anak.
Sedikit demi sedikit, bimbing mereka untuk melepas ketergantungan pada orang tua atau pengasuh. Tentu saja, semua disesuaikan dengan usia dan kemampuan si anak. Dan kaum ibu, agar jalinan kasih keluarga semakin erat dan hangat, utamakan quality times.
Maksimalkan setiap kebersamaan yang singkat dengan keluarga seoptimal mungkin. Bertukar pikiranlah dan berikan perhatian sepenuhnya kepada orangorang tercinta. [berbagai sumber/esthi/info]