Minggu, 22 Agustus 2010

Meteor Lafadz Allah Bukan Meteor

Sebuah benda terbakar yang membentuk lafadz Allah di Cirebon ternyata bukan meteor. Obyek itu sebelumnya telah menghebohkan Pabrik Gula Tersana Baru Cirebon.

Profesor Riset Astronomi-astrofisika LAPAN Thomas Djamaluddin menyatakan dari hasil pengkajian lapangan dan analisis sampel secara umum tidak ditemui adanya lubang tumbukan. Selain itu tidak ada saksi yang menjelaskan arah datangnya “meteor” itu.

Secara astronomi, kaat Thomas tidak dikenal adanya meteorit yang meleleh dan menghasilkan api. Selain itu temuan sisa belerang memberikan indikasi sifat fisik obyek diduga meteor itu mirip pembakaran belerang.

“Atas dasar pengkajian lapangan dan analisis tersebut kami menyimpulkan dugaan “meteor” di Cirebon tersebut sebenarnya bukan meteor, tetapi belerang yang terbakar atau dibakar,” katanya.

Belerang (sulfur) adalah zat yang mudah terbakar dan bila terbakar menimbulkan nyala api berwarna biru.

Api berwarna biru seperti itu juga bisa disaksikan di Kawah Ijen.

Belerang juga mudah meleleh pada suhu sedikit di atas titik didih air, sekitar 100 derajat C. “Dua sifat tersebut menjelaskan obyek yang dikira meteor itu bisa meleleh dan terbakar dengan api berwarna biru. Bila terpapar panas tinggi sampai 200 derajat, warnanya berubah jadi merah tua,” katanya.

Rabu (18/8) malam lalu karyawan Pabrik Gula (PG) Tersana Baru, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon dan warga sekitar heboh karena jatuhnya benda asing dari langit. Benda yang disebut-sebut sebagai meteor itu sempat terlihat membentuk lafadz Allah.

Jatuhnya benda langit berwarna biru itu membuat tanah kosong di dalam PG Tersana Baru berlubang. (inilah.com)
◄ Newer Post Older Post ►