Sampai saat ini, Burung Beo dinobatkan sebagai peniru yang baik. Dia bisa menirukan suara yang diajarkan kepadanya dengan pasih. Contohnya " Assalamuaikum". Nah! mengapa bisa demikian? Namun sebelumnya kita bahas dulu seluk beluk burung beo.
Beo adalah burung piaraan yang sangat digemari orang karena kepandaiannya berbicara. Di alam, jenis burung ini hidup di hutan-hutan basah, terutama di bukit-bukit dataran rendah sampai daerah ketinggian 1000-2000 m di atas permukaan laut. Beo menyukai buah-buahan yang berdaging tebal dan tidak keras. Ia juga meminum nektar bunga. Untuk memenuhi kebutuhan protein burung beo makan serangga seperti belalang, jangkrik, capung dan telur semut. Beo bertelur dua sampai tiga butir setiap musim bertelur. Burung ini adalah burung yang tampak gagah & tampan, ukurannya agak lebih besar dari beo biasa & tubuhnya lebih kekar. Pilihan Beo Nias menjadi identitas Sumatera Utara memang tepat, karena burung ini hanya terdapat di Pulau Nias. Burung ini adalah penghuni hutan dan tinggal pada tajuk pohon yang tinggi. Beo ini mempunyai peran sebagai pemencar biji di hutan.
Pada manusia, bunyi dihasilkan dari larynx (pangkal tenggorokan) dan dapat diubah‑ubah sesuai pergerakan lidah dalam mulut. Hal seperti inilah yang menolong kita mengucapkan huruf vokal dan huruf konsonan meski huruf itu rumit.
Hingga kini, tak sedikit peneliti beranggapan, burung Beo sama seperti halnya bangsa burung lain, menghasilkan dan mengubah‑ubah suaranya dengan menggunakan larynx dan syrinx tanpa menggunakan lidahnya sama sekali. Ternyata, burung Beo menggerakkan lidahnya ke depan dan ke belakang ketika berbicara.
Hal ini yang kemudian menggelitik Gabriel Beckers dan rekan‑rekannya yang berasal dari Universitas Leiden, Belanda, tertarik untuk mengamati apakah pergerakan ini memang berperan pada burung Beo yang pintar meniru ucapan manusia.
Para peneliti mencoba melakukan riset pada sejumlah burung Beo. Syrinx burung‑burung kemudian diganti sebuah speaker elektronik yang sangat kecil. Ketika amplifier memperdengarkan suara, sebuah pengait menggerakkan lidah burung itu.
Para peneliti menemukan, pergerakan lidah kurang dari satu milimeter saja akan menimbulkan perbedaan besar terkait kualitas suara vokal burung Beo yang dikeluarkan. Terus seberapa besar perbedaannyaya? Perbedaan itu, kata Beckers, lebih besar ketimbang perbedaan antara huruf 'a' dan 'o' yang diucapkan manusia. Jadi, menurut Beckers, kemampuan burung Beo memainkan lidahnya mengucapkan huruf‑huruf vokal mungkin didorong bakat burung menjadi peniru.