Bagi mereka yang aktif di jejaring sosial, kebanyakan menderita susah tidur. Peneliti mengungkapkannya dalam sebuah penelitian baru.
Peneliti menemukan orang ekstrovert yang biasa bersosialisasi di jejaring sosial lebih dari setengah hari diprediksi mudah terserang penyakit susah tidur dibandingkan orang introvert, seperti dikutip dari Telegraph.
Ekstrovert terbukti lebih susah tidur karena terekspos lingkungan dengan tingkat interaksi tinggi, kata pimpinan studi Dr Tracy Rupp.
Penelitian dilakukan terhadap 48 orang dan menemukan pengalaman bangun mempengaruhi kualitas tidur.
Relawan dinilai dari tipe kepribadiannya. Setengah relawan ditempatkan dalam lingkungan sosial dengan interaksi tinggi, sementara setengah lagi diisolasikan.
Kemudian, kualitas tidur mereka diteliti ilmuwan Centre for Military Psychiatry and Neuroscience Walter Reed Army Institute of Research di Maryland, Virginia.
Secara keseluruhan, hasil studi ini mengintepretasikan pengalaman bangun mempengaruhi kurangnya waktu dan sulitnya tidur, kata Dr Rupp. (inilah.com)
Peneliti menemukan orang ekstrovert yang biasa bersosialisasi di jejaring sosial lebih dari setengah hari diprediksi mudah terserang penyakit susah tidur dibandingkan orang introvert, seperti dikutip dari Telegraph.
Ekstrovert terbukti lebih susah tidur karena terekspos lingkungan dengan tingkat interaksi tinggi, kata pimpinan studi Dr Tracy Rupp.
Penelitian dilakukan terhadap 48 orang dan menemukan pengalaman bangun mempengaruhi kualitas tidur.
Relawan dinilai dari tipe kepribadiannya. Setengah relawan ditempatkan dalam lingkungan sosial dengan interaksi tinggi, sementara setengah lagi diisolasikan.
Kemudian, kualitas tidur mereka diteliti ilmuwan Centre for Military Psychiatry and Neuroscience Walter Reed Army Institute of Research di Maryland, Virginia.
Secara keseluruhan, hasil studi ini mengintepretasikan pengalaman bangun mempengaruhi kurangnya waktu dan sulitnya tidur, kata Dr Rupp. (inilah.com)