1. Cleopatra (Mesir)
Cleopatra VII Philopator adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus. Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang. Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar).
Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk “Antony and Cleopatra” dari William Shakespeare dan beberapa film modern.
2. Ratu Isabel I (Spanyol)
Isabel I dari Kastilia adalah Ratu Kastilia dan Leon. Ia menikahi Ferdinand, raja Aragon, pada 19 Oktober 1469. Pernikahan ini menandai bersatunya Takhta Kastilia dan Aragon, mengawali penyatuan Spanyol secara politis kelak oleh Carlos I dari Spanyol (juga Kaisar Romawi Suci), serta mengawali masa keemasan Spanyol. Paus Aleksander VI memberikan gelar “Penguasa Katolik” kepada Fernando dan Isabel, dan ia juga dikenal sebagai Isabel la Católica atau “Isabel sang Katolik”.
Kejadian-kejadian penting dalam masa pemerintahannya adalah diselesaikannya Reconquista dengan mengalahkan Sultan Granada Muhammad XII (Sultan Boabdil), penjelajahan Christopher Columbus, serta pengusiran umat Muslim dan Yahudi dari Spanyol (lihat Inkuisisi Spanyol). Ketiga peristiwa ini terjadi pada tahun 1492.
3. Catherine II yang Agung (Rusia)
Yekaterina (Catherine) II Alekseyevna of Russia, bergelar yang Agung adalah seorang Tsarina Rusia yang berkuasa selama 34 tahun. Dia adalah Tsarina yang paling terkenal dan pemimpin perempuan terlama yang berkuasa di Rusia. Memerintah dari 9 Juli 1762 setelah kudeta dan pembunuhan suaminya, Peter III (hanya setelah berakhirnya Perang Tujuh Tahun) sampai kematiannya pada 17 November 1796. Catherine berhasil me-revitalisasi Rusia, sehingga tumbuh lebih besar dan lebih kuat dari sebelumnya dan menjadi kerajaan yang diakui sebagai salah satu kekuatan besar di Eropa. Ia meninggal karena stroke pada tanggal 15 November, 1796 dan dimakamkan di Katedral Peter dan Paul, Saint Petersburg.
4. Ratu Victoria (Inggris)
Alexandrina Victoria adalah Ratu dari Britania Raya dan Irlandia dari 20 Juni 1837, dan Ratu India dari 1 Januari 1877, hingga wafatnya pada 1901. Pemerintahannya berlangsung lebih dari 63 tahun, lebih lama dari raja atau ratu Britania manapun. Victoria berhasil mempertahankan keberadaan sistem monarki di Inggris dan menjadikannya sebagai institusi politik seremonial. Pada masa pemerintahan itulah, aksi represi terhadap rakyat di kawasan-kawasan koloni Inggris meningkat secara signifikan.
Pemerintahan Victoria ditandai oleh ekspansi besar-besaran dari Imperium Britania. Zaman Victoria adalah puncak dari Revolusi Industri, suatu masa perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang penting di Britania Raya. Pada masa tersebut, Imperium Britania mencapai puncaknya dan menjadi suatu negara adi kuasa yang digjaya.Victoria, yang hampir sepenuhnya berdarah Jerman, adalah ratu terakhir dari Dinasti Hanover; penggantinya, Raja Edward VII berasal dari Dinasti Saxe-Coburg dan Gotha.
5. Ratu Wilhelmina (Belanda)
Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau, Putri Orange-Nassau, adalah Ratu Belanda sejak 1890 – 1948 dan Ibu Suri (dengan sebutan Putri) sejak 1948 – 1962. Ia memimpin Belanda selama lebih dari 50 tahun, lebih lama daripada penguasa monarki kerajaan Belanda lainnya. Masa kekuasannya menjadi saksi beberapa titik perubahan di Belanda dan sejarah dunia: Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Krisis Ekonomi tahun 1933, dan juga kejatuhan Belanda sebagai penguasa kolonial.
Ia paling dikenang untuk perannya dalam Perang Dunia II dimana ia membuktikan dirinya sebagai inspirasi besar bagi gerakan perlawanan rakyat Belanda dan sebagai pemimpin utama pemerintahan Belanda di pengasingan.