Senin, 01 November 2010

Di India, Lebih Banyak Ponsel Ketimbang Toilet

Menurut data yang dimiliki PBB, jumlah MCK (mandi cuci kakus) di India tidak terlalu banyak jika dibanding jumlah unit ponsel yang beredar.

"Ketika Presiden AS Barack mengunjungi India pada 6 November nanti, ia pasti akan terkejut dengan kesenjangan yang terjadi, pembangunan yang tidak merata, di mana lebih banyak orang yang memiliki ponsel ketimbang akses ke toilet," tulis data PBB, seperti dikutip melalui Associated Press, Senin (1/11/2010).

Misalnya saja para penduduk di kawasan kumuh Rafiq Nagar. Mereka tidak memiliki air bersih, dengan tempat tinggal yang terbuat dari bambu dan terpal yang robek. Tidak ada petugas kebersihan sampah dan lingkungan, maupun yang memperbaiki jalan. Tidak ada akses untuk mendapatkan listrik kecuali seuntai kabel yang didapat secara ilegal.

Tidak tersedia satupun toilet untuk sekira 10.000 penduduk di wilayah tersebut. Akan tetapi masing-masing keluarga dipastikan memiliki ponsel. Bahkan ada tiga ponsel untuk setiap satu keluarga di wilayah pinggiran Mumbai itu.

Sejatinya India merupakan negara dengan dukungan ekonomi yang cukup dinamis dari sumber daya dan pengembangan perangkat lunak yang mumpuni. Namun perkembangannya tidak bisa dirasakan secara merata karena pemerintahan yang korup dan gagal memberikan pelayanan yang paling sederhana sekalipun. Diperkirakan laju pertumbuhannya sekira 8,5 persen per tahun dan itu merupakan salah satu negara dengan angka laju tertinggi.

Perawatan medis yang ditawarkan rumah sakit swasta cukup murah untuk turis namun di sisi lain angka kematian anak dan ibu di India termasuk yang terburuk dibanding di Afrika. Jika puluhan juta orang telah memperoleh manfaat dari ekonomi India, ratusan juta warganya malah masih terperosok dalam kemiskinan, dan ini dianggap yang terburuk di dunia.

Bahkan Mukesh Ambani, orang terkaya nomor 4 di dunia, sedang membangun rumah pencakar langit di Mumbai dengan 27 lantai dan tiga helipad. Rumah itu diperkirakan dibangun dengan dana sekira USD1 miliar. Rumah itu dianggap sebagai yang termahal di dunia. Namun di sisi lain masih banyak petani yang tinggal di gubuk-gubuk berlumpur lengkap dengan kotoran sapi.

Ponsel pun dijual ditengah toko Calvin Klein dan Clinique, di sebuah pasar padat di wilayah bisnis. Toko-toko di daerah kumuh menjual kartu prabayar dengan harga 20 sen, sedangkan pedagang kaki lima menjajakan charger portable dengan menumpang listrik di lampu merah.

Bahkan di India kini terdapat slogan baru. Selain makanan, pakaian dan tempat tinggal, ponsel juga dianggap sebagai keperluan dasar, menjadi "roti, kapda, makaan and mobile"

Menurut pemerintah India, setidaknya ada 670 juta koneksi ponsel di India pada akhir Agustus lalu. Artinya, terdapat sekira 20 juta tambahan koneksi seluler setiap bulannya. Data ini sangat kontras dengan apa yang tercatat oleh PBB, dimana hanya ada sekira 366 juta orang di India yang memiliki akses ke toilet, sedangkan 665 juta lainnya harus buang hajat di tempat terbuka. (okezone.com)
◄ Newer Post Older Post ►