PT Astra Honda Motor (AHM), kemarin sore (3/6/2010), memberikan kesempatan secara terbatas kepada beberapa media otomotif online, termasuk KOMPAS.com, untuk menjajal skutik terbarunya, Scoopy, yang tampil bergaya retro. Untuk ini, Honda menyediakan tiga unit Scoopy sesuai dengan warna yang dipasarkan dan sudah dicoba sampai 170 km.
Tes dilakukan di trek pendek pabrik sepeda motor Honda di Karawang dengan hanya satu jenis permukaan. Kendati demikian, itu cukup untuk mengetahui beberapa karakteristik dan performa skutik ini.
Cukup menarik, beberapa rekan wartawan yang kebetulan memiliki BeAT bisa menambahkan informasi karena langsung membandingkannya.
Posisi Mengendara
Pertama, untuk menghidupkan mesin sangat mudah. Tarik tuas rem kiri dan tekan tombol starter. "Jreeeng...", mesin pun hidup. Suaranya halus. Begitu juga getarannya. KOMPAS.com coba memerhatikan dengan saksama, apakah getaran sampai ke kaca spion yang berdesain bulat. Ternyata, masih ada, namun sangat kecil.
Setelah itu, coba duduk di sadel dengan kondisi siap jalan. Posisi tangan mencapai atau memegang setang, grip gas dan tuas rem, cukup nyaman. Bahkan lebih baik dibandingkan dengan posisi tangan ketika mengendarai sepeda motor bebek.
Setelah grip gas ditarik diputar, skutik ini bergerak dengan mulus menyusuri trek dengan panjang sekitar 300 meter. Tahap pertama, Scoopy digenjot secara bertahap sampai kecepatan 60 km/jam, terasa mantap!
Lantas dicoba diajak menikung dan ber-zig-zag di sela-sela kun (kerucut). Kesimpulan, Scoopy mudah dikendalikan. Bahkan sempat kedua tangan dilepas dari setang. Skutik ini tetap mengarah ke depan dengan stabil di permukaan jalan tempat tes yang kurang rata atau agak bergelombang.
Lebih Responsif
Setelah beberapa kali mengitari trek, beberapa rekan wartawan mengatakan kepada staf Honda, mesin yang digunakan Scoopy lebih baik dibandingkan BeAT. Lebih bertenaga! Padahal, mesin dan karburator yang digunakan ukurannya sama. Hanya, ukuran spuyer yang diset lagi. Untuk performa mesin, kesimpulannya oke!
KOMPAS.com juga mengamat akselerasi skutik ini dari 0-70 km/jam. Pada tahap awal atau start sedikit agak lambat. Begitu mencapai kecepatan 20 km/jam, skutik tambah agresif dengan grip gas terus ditarik. Sayang, kemampuan sprint ini tidak sempat diukur. Namun, yang pasti, untuk mesin 110 cc, kemampuan skutik modis ini sangat memadai.
Alat Kontrol
Alat-alat kontrol mudah dioperasikan. Posisi tangan pengendara baik. Kenyamanan oke saat melaju pada 40-50 km/jam di permukaan jalan yang tidak terlalu mulus. Posisi kaki pengendara baik dan tidak terlalu menyentuh ke tameng depan. Rem juga mantap kendati belum dilengkapi seperti Vario Techno CBS.
Pergerakan jarum speedometer mudah dilihat. Honda juga melengkapi skutik dengan penahan tuas rem kiri dan sangat membantu bila berhenti di tanjakan tanpa tangan terus menarik tuas skutik ini agar berhenti.
Yang sedikit agak merepotkan adalah tuas atau engkol kaki untuk menghidupkan mesin. Tuas kecil kurang lancar, ukurannya agak pendek serta agak di belakang. Seperti BeAT, dengan posisi seperti itu, grip gas berada di kanan depan, pada kondisi tertentu agak merepotkan untuk menghidupkan mesin. Misalnya, ketika baterai lemah, sementara untuk menghidupkan mesin harus dipancing dulu dengan memutar grip gas.