Selasa, 23 Desember 2008

Organik itu yang bagaimana?

Ada beberapa kenalan yang menanyakan kepada saya, sebenarnya Organik itu yang bagaimana?

Secara mudahnya bisa dijawab, tidak mengandung Residu Pestisida dan Logam Berat.

Apakah mungkin bisa dilakukan di Indonesia, karena sudah lama pertanian kita dikelola secara non organik dengan tingkat polusi yang tinggi?

Memang sekarang mulai dirasakan dampak pertanian yang kovensional tsb bagi kesehatan kita, sehingga banyak yang sudah mulai beralih ke pola pertanian organik.

Mungkin ini yang dikatakan bukan absolute organik, tetapi menuju kearah organik atau ditangani secara organik ( relatively organic stuffs).

Saya pernah terlibat diskusi alot tentang organik. Apakah air yang digunakan murni organik, apakah seluruh input yang dipakai murni organik dll

Tampaknya lawan diskusi saya mengajak kearah pengertian organik absolut yang kalau semuanya itu harus dipenuhi mungkin kita harus mencari planet sendiri untuk bercocok tanam, karena kita hidup di bumi yang sebanarnya tidak lagi murni organik.

Ilmuwan ternyata menemukan kutub utara sudah mengandung cemaran anorganik. Kalaupun semua produk sudah dibuat secara organik, tetapi jika peralatan makan sendok garpu dan pisau kita yang jelas tidak absolut organik apakah masih bisa menclaim bahwa kita menyantap produk organik. Barangkali analogi situasinya mirip dengan Vegetarian, dimana pada dasarnya para vegetarian tidak ingin mengkonsumsi makanan yang bernyawa. Menyembelih hewan untuk dimakan merupakan suatu yang terlarang. Namun untuk mengelola dan menghasilkan padi di sawah, bukankah beberapa hewan terbunuh dan ribuan hama harus dibasmi sebelum padi tersaji sebagai nasi di meja makan kita. Jelas sekali diskusi semacam ini menjadi counterproductive.

Kita menuju organik untuk satu tujuan mendapatkan derajad kesehatan yang lebih baik. Dalam pengertian yang relatif ini kita menghindarkan untuk mengkultuskan organik, apalagi mengharamkan yang bukan organik. Organik bukanlah tujuan tetapi sarana mencapai derajad kesehatan yang lebih baik.

Nah, bagaimana menuju relatively organik ? yakni dengan memakai standar mutu. Artinya bila kita berbicara mengenai mutu tentulah ada standar yang diacu. Dengan standar yang ada maka dilakukan testing dan pengujian. Hasil uji tadilah yang dinyatakan kedalam bentuk surat keterangan yang sementara ini bisa kita pegang. Standar adalah batasan yang dikeluarkan atas dasar kesepakatan. Otoritas yang menetapkan kesepakatan itu adalah dari badan yang diakui reputasinya. Dalam kaitan inilah konteks pengertian relatif yang saya kemukakan dimuka tadi. Pengertian organik secara praktis didasarkan atas standar tertentu yang reliabilitasnya tergantung kepada reputasi lembaga pemberi sertifikat organik. Jadi kita menempatkan definisi organik secara proporsional dan yang lebih penting berupaya menjalankannya dalam praktek untuk tujuan mencapai derajad kesehatan yang lebih baik. Kita makan untuk sehat, Eat for Health (slogan kenalanku yang saya sukai).

source : http://garasibu.wordpress.com/2008/08/18/tentang-organik/

◄ Newer Post Older Post ►