Internasional / Jumat, 2 Maret 2012 23:05 WIBMetrotvnews.com, Washington: Penurunan es abadi laut Arktik yang signifikan pada dekade terakhir dapat mengintensifkan reaksi kimia yang menyebabkan endapan merkuri beracun. Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Kamis (1/3). Seorang peneliti NASA, Son Ngheim mengatakan, ketebalan es abadi Arktik makin tipis dan sudah terasa asin. Pemuaian es telah melepaskan bromin ke udara ketika berinteraksi dengan sinar matahari. Hal ini memicu reaksi kimia yang disebut "ledakan bromin" yang mengubah gas merkuri di atmosfer menjadi polutan beracun. Polutan itu akan jatuh di atas salju, tanah, dan es. Kemudian polutan dapat terakumulasi dalam ikan. "Penyusutan es laut di musim panas telah menarik banyak perhatian untuk mengeksploitasi sumber daya Arktik dan memperbaiki rute-rute perdagangan maritim," kata Nghiem. "Tapi perubahan komposisi es laut juga berdampak pada lingkungan. Mengubah kondisi di Kutub Utara mungkin meningkatkan ledakan brom di masa depan," tambahnya. Nghiem mengatakan pelepasan bromin dapat menghapus ozon dari tingkat terendah dari atmosfer, yakni troposfer. Penelitian NASA yang disajikan dalam Journal of Geophysical Research-atmosfer, itu meneliti lautan es abadi selama musim dingin dan transisi ke musim semi. Nghiem mengatakan para ilmuwan masih mencoba untuk menentukan mengapa Kutub Utara telah kehilangan satu juta kilometer persegi es laut abadi selama 10 tahun terakhir. Namun Nghiem mengatakan hal itu bisa terjadi karena perubahan pola angin selama jangka waktu tersebut. Pada Maret 2008, tingkat penipisan es Arktik merupakan yang paling rendah dalam 50 tahun. Menurut NASA, area es menyusut hingga ukuran Texas dan Arizona. Es yang mengyusut itu telah digantikan oleh yang lebih muda dan es laut musiman yang lebih asin karena tidak mengalami proses yang membersihkan garamnya. (Reuters/Wrt3)
Jumat, 02 Maret 2012
Penipisan Es di Arktik Picu 'Ledakan Bromin'
Internasional / Jumat, 2 Maret 2012 23:05 WIBMetrotvnews.com, Washington: Penurunan es abadi laut Arktik yang signifikan pada dekade terakhir dapat mengintensifkan reaksi kimia yang menyebabkan endapan merkuri beracun. Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Kamis (1/3). Seorang peneliti NASA, Son Ngheim mengatakan, ketebalan es abadi Arktik makin tipis dan sudah terasa asin. Pemuaian es telah melepaskan bromin ke udara ketika berinteraksi dengan sinar matahari. Hal ini memicu reaksi kimia yang disebut "ledakan bromin" yang mengubah gas merkuri di atmosfer menjadi polutan beracun. Polutan itu akan jatuh di atas salju, tanah, dan es. Kemudian polutan dapat terakumulasi dalam ikan. "Penyusutan es laut di musim panas telah menarik banyak perhatian untuk mengeksploitasi sumber daya Arktik dan memperbaiki rute-rute perdagangan maritim," kata Nghiem. "Tapi perubahan komposisi es laut juga berdampak pada lingkungan. Mengubah kondisi di Kutub Utara mungkin meningkatkan ledakan brom di masa depan," tambahnya. Nghiem mengatakan pelepasan bromin dapat menghapus ozon dari tingkat terendah dari atmosfer, yakni troposfer. Penelitian NASA yang disajikan dalam Journal of Geophysical Research-atmosfer, itu meneliti lautan es abadi selama musim dingin dan transisi ke musim semi. Nghiem mengatakan para ilmuwan masih mencoba untuk menentukan mengapa Kutub Utara telah kehilangan satu juta kilometer persegi es laut abadi selama 10 tahun terakhir. Namun Nghiem mengatakan hal itu bisa terjadi karena perubahan pola angin selama jangka waktu tersebut. Pada Maret 2008, tingkat penipisan es Arktik merupakan yang paling rendah dalam 50 tahun. Menurut NASA, area es menyusut hingga ukuran Texas dan Arizona. Es yang mengyusut itu telah digantikan oleh yang lebih muda dan es laut musiman yang lebih asin karena tidak mengalami proses yang membersihkan garamnya. (Reuters/Wrt3)
Publish By Admin on Kategory :