Minggu, 27 Januari 2013

Menyiksa Biawak Saat Hamil Ibu ini Melahirkan Anak Mirip biawak

Apakah sebuah mitos atau kepercayaan saja, bahwa saat mengandung seorang ibu tidak boleh membunuh seekor ular karena anaknya akan lahir dengan lidah menjulur-julur ? Tapi ini sebuah kejadina aneh, Menyiksa Biawak Saat Hamil Ibu ini Melahirkan Anak Mirip biawak". Sebaiknya semua yang terjadi dijadikan pelajaran yang berharga. 

Diberitakan sda Seorang ibu dikatakan menyiksa biawak saat hamil nya dan kini anaknya lahir mirip biawak. Memang ini sebuah misteri simalakama buat manusia. Entah ini teguran atau apapun namanya, yang namanya hewa itu hidup berdampingan dengan manusia, tidak boleh disiksa atau dimainkan kalau mau dimakan ya urus atau perlakukan secara layak. Bukan kah itu yang telah diajarkan manusia pendahulu kita. Seperti yang terjadi pada seorang ibu ini.



Apa yang dirasakan Ari umur 12 tahun, kita tidak bisa membayangkannya. Bagaimana bisa, tiap hari ia selalu diejek kawan sepermainannya dengan panggilan 'Komodo'. Anak dari suami istri Murali dan Ernawati, warga Palem Indah RT 07 RW 01, Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang itu harus menderita dan menahan malu seumur hidupnya karena kulitnya bersisik seperti biawak.

Menurut sang kakek, Sharfan, kelainanan kulit yang dialami Ari sudah terlihat sejak cucunya ini lahir. Percaya atau tidak, menurut Sharfan, penyebabnya adalah karena kesalahan Ernawati, ketika masih mengandung umur 4 bulan. Ernawati saat itu menyiksa seekor biawak yang tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya. Penyiksaan itu dilakukan Ernawati, dengan cara mengikat perut, kaki, serta tangan Biawak. “Ibunya waktu itu mempermainkan dan menyiksa biawak itu,” kata Sharfan.




Bahkan, dia dan tetangga lainnya sudah sering menegur Ernawati tapi tidak dihiraukan. Dugaan penyebab itu semakin diperkuat dengan adanya tanda seperti bekas ikatan tambang di bagian perut Ari. “Tapi sekarang sudah sedikit menghilang,” jelasnya.

Sharfan menambahkan, menurut dokter ada kelainan kulit langka pada cucunya yang nyaris tidak bisa untuk disembuhkan. Dan ia merasa semakin bingung dan takut akan kondisi kejiwaan cucunya yang terus menjadi bahan ledekan kawan-kawannya yang memanggilnya dengan sebutan “Komodo”

Dan ditambah lagi, sejumlah sekolah yang didatangi juga enggan menerima Ari. Padahal cucunya termasuk pintar. “Biar tidak sekolah cucu saya sudah bisa baca dan tulis. Ya sudahlah pasrah saja,”ucapnya.



Saat ditanya ingin jadi apa, Ari terlihat sangat percaya diri mengatakan bahwa ia sangat ingin bisa bersekolah dan menjadi tentara. Bahkan ia tidak merasa berkecil hati walau kawan-kawannya terus memanggilnya dengan sebutan Komodo. Pandangan setiap orang itu akan sangat berbeda menanggapi kasus seperti ini. Silahkan sahabat unikbaca menanggapi nya sendiri. lihat sumbernya
◄ Newer Post Older Post ►