Sabtu, 12 Januari 2013

Baca gan, Apa Alasan SBY Menunjuk Roy Suryo Menjadi Menpora


Ros Suryo telah resmi menjadi Menteri Pemuda dan Olah Raga. Seperti yang kita banyak menuai Pro dan Kontra. Karena dinilai keputusan presiden sebuah dagelan, begitu kata Yusril dalam tweetnya di Twitter. Terlepas dari semua itu mungkin memang ada alasan kuat di balik pengangkatan Roy Suryo. Alasan berikut bukan dari SBY secara resmi tapi analisa seorang tokoh. Apakah benar atau tidak, kita tidak tahu. Berikut ulasannya yang saya copy dari sumber aslinya http://politik.kompasiana.com.



Sudah diduga, penunjukkan Roy Suryo untuk mengisi posisi Menpora yang sedang kosong mengundang banyak komentar; rata-rata negatif dan bertanya kenapa harus Roy Suryo? Berikut saya sampaikan beberapa pertimbangan yang dilakukan SBY hingga berani menunjuk orang yang kompetensinya bukan di bidang olahraga ini.

1. Pengalihan Isu

Vonis 4,5 tahun penjara + denda Rp 250 juta (subsider 6 bulan penjara) yang dijatuhkan kepada Angelina Sondakh berpotensi menjadi berita besar karena:

Reputasinya sebagai politisi sekaligus selebriti

Istri dari mendiang Adjie Massaid ini tidak diwajibkan mengembalikan uang hasil korupsinya meskipun terbukti menerima uang sebesar Rp 2,5 miliar dan 1.200.000 USD.
SBY butuh berita besar lainnya untuk menutupi kontroversi ini.


2. Thinking out of the box, executing inside the box.

Untuk menimbulkan berita yang bombastis jelas SBY dan Demokrat harus think out of the box, namun tetap harus dieksekusi Inside the box; dalam artian harus dipilih tokoh dari Demokrat. Siapapun dia tidak jadi masalah karena posisi Menpora sudah jatah Partai Demokrat (Hak prerogatif Pres/Kawanbin).

Kriteria pun mengerucut jadi: Kader Demokrat (inside the box) yang bisa menimbulkan kehebohan (out of the box).


3. Kumis

Tokoh-tokoh Demokrat yang ‘terkenal’ alias akrab di layar kaca ternyata sudah terkena kasus korupsi atau disingkirkan; artis-artis seperti Angelina Sondakh dan Ruhut Sitompul misalnya. Masih ada nama Sutan Bhatoegana sebenarnya, tapi sayang politisi dari Sumatra Utara ini tidak berkumis tebal.

Kumis? Ya, kumis adalah syarat mutlak untuk jadi Menpora. Lihat saja Adhyaksa Dault dan Andi Mallarangeng sebagai Menpora sebelumnya. Berhubung Iis Dahlia bukan kader Demokrat, maka hanya Roy Suryo yang berhasil memenuhi sejumlah syarat menjadi Menpora.


4. Potensi

Roy Suryo yang ketika diwawancara selepas bertemu presiden mengaku “posisi ini di luar kompetensi saya dan masyarakat memiliki very low low expectation kepada saya” bukannya tidak layak sama sekali menjadi Menpora. Roy Suryo bisa memanfaatkan keahliannya selama ini: membedakan foto porno asli atau palsu.

Ya, di tengah konflik PSSI vs KPSI yang tidak berujung ini kita bisa berharap Roy Suryo bisa menilai mana surat/dokumen palsu dari FIFA, menilai mana kongres dan anggota yang resmi/palsu, juga kubu mana yang memiliki niat murni/palsu dalam memajukan prestasi sepakbola Indonesia.

Harapan lain yang bisa kita gantungkan kepada Roy Suryo adalah munculnya Pelatnas Digital. Di tengah situasi lapangan olahraga yang tergusur untuk dibangun hunian, generasi muda bangsa ini lebih akrab dengan konsol game ketimbang permainan luar ruang.

Daripada sibuk memperjuangkan keberadaan lapangan olahraga (ruang terbuka hijau saja nasibnya tidak jelas) lebih baik fokus memanfaatkan potensi yang ada. Banyaknya jumlah warnet dan game center di Indonesia bisa menjadi tambang emas munculnya jagoan-jagoan Pro Evolution Soccer, Counter Strike atau Warcraft DOTA.

-=-

Begitulah pertimbangan presiden kita: lebih baik menunjuk orang di luar kompetensi ketimbang mencari nama lain dari luar partai. Hanya waktu yang bisa menjawab apakah Roy Suryo akan semakin menporakporandakan prestasi olahraga Indoensia atau tidak.


Semoga artikel di atas tentang Baca gan, Apa Alasan SBY Menunjuk Roy Suryo Menjadi Menpora akan menjadi bahan pengetahuan, pengalaman dan hiburan bermanfaat untuk anda. Jangan lupa ikuti artikel-artikel terbaru saya melalui Twitter @muktiplaza, Facebook di Facebook dan Google Plus di  +Mukti Effendi

Mukti Effendi
◄ Newer Post Older Post ►