Merauke - Untuk mendorong masyarakat menghentikan aktivitas penambangan pasir liar di kawasan Pantai Mbuti, Merauke, Papua, Pemerintah Kabupaten Merauke menyulap lahan bekas galian pasir menjadi kolam-kolam ikan.
Diharapkan, masyarakat yang selama ini m enambang pasir akan memiliki sumber penghasilan baru dari usaha budidaya ikan di kolam-kolam itu sehingga tidak lagi menambang.
Sebanyak 36 kolam ikan, 21 di antaranya berukuran 24 meter x 19 meter, dan 15 kolam lainnya berukuran 20 m x 25 m sudah selesai dicetak di lahan bekas galian penambangan pasir di Kampung Mbuti, Kelurahan Samkai, Distrik Merauke.
Kolam itu diperuntukan bagi 36 kepala keluarga warga Mbuti. Selain dibuatkan kolam ikan, warga juga mendapat bantuan benih ikan nila dan mesin pompa air.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Merauke, Fransiscus Tutur Prajitno menturkan, pada tahap awal sebagai uji coba telah ditebarkan benih ikan nila sebanyak 150 ekor per kolam.
"Jumlah benih ikan akan dinaikan secara bertahap hingga mencapai padat tebar ideal. Pertimbangannya, kondisi kolam yang baru dicetak ini cenderung masih bersifat asam," ujar Prajitno di Merauke, Papua.
Selain untuk mengalihkan kegiatan penambangan pasir, ungkap Prajitno, pembuatan kolam ikan itu sekaligus untuk menata lahan bekas galian pasir.
Usaha budidaya ikan diharapkan akan dapat menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat Marind Mbuti. "Pendampingan akan dilakukan selama tiga tahun dari pemeliharaan ikan sampai pemasaran. Diharapkan setelah itu, warga akan mandiri," ujarnya.[Kompas]
Diharapkan, masyarakat yang selama ini m enambang pasir akan memiliki sumber penghasilan baru dari usaha budidaya ikan di kolam-kolam itu sehingga tidak lagi menambang.
Sebanyak 36 kolam ikan, 21 di antaranya berukuran 24 meter x 19 meter, dan 15 kolam lainnya berukuran 20 m x 25 m sudah selesai dicetak di lahan bekas galian penambangan pasir di Kampung Mbuti, Kelurahan Samkai, Distrik Merauke.
Kolam itu diperuntukan bagi 36 kepala keluarga warga Mbuti. Selain dibuatkan kolam ikan, warga juga mendapat bantuan benih ikan nila dan mesin pompa air.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Merauke, Fransiscus Tutur Prajitno menturkan, pada tahap awal sebagai uji coba telah ditebarkan benih ikan nila sebanyak 150 ekor per kolam.
"Jumlah benih ikan akan dinaikan secara bertahap hingga mencapai padat tebar ideal. Pertimbangannya, kondisi kolam yang baru dicetak ini cenderung masih bersifat asam," ujar Prajitno di Merauke, Papua.
Selain untuk mengalihkan kegiatan penambangan pasir, ungkap Prajitno, pembuatan kolam ikan itu sekaligus untuk menata lahan bekas galian pasir.
Usaha budidaya ikan diharapkan akan dapat menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat Marind Mbuti. "Pendampingan akan dilakukan selama tiga tahun dari pemeliharaan ikan sampai pemasaran. Diharapkan setelah itu, warga akan mandiri," ujarnya.[Kompas]