NABIRE – Pasca pencabutan Instruksi Bupati Nabire yang melarang kontainer masuk ke kota, diharapkan harga di pasaran yang sempat dinaikan, untuk kembali diturunkan. Namun sejak pencabutan Instruksi Bupati sejak tanggal 3 Februari pekan lalu, diduga masih ada penjual yang belum menurunkan harga barang dagangannya.
Ada tempat jualan, untuk beberapa jenis barang masih dipatok dengan harga setelah dinaikkan. Namun sejumlah jenis barang lainnya, ada penurunan harga.
Salah seorang warga berharap agar penegasan pemerintah melalui Bupati Nabire yang meminta harga-harga diturunkan setelah kontainer kembali diijinkan masuk ke kota, dikawal oleh instansi terkait. Dalam arti, himbauan bupati untuk menurunkan harga barang harus dibarengi dengan turun lapangan tim dari instansi terkait.
“Perlu dilakukan inspeksi mendadak, atau bila perlu tim yang turun ke lapangan dengan penyamaran agar data yang didapat di lapangan juga data riil. Kalau memang ada pedagang yang masih saja mematok dengan harga yang dinaikan, bupati dalam pernyataannya katakan akan melakukan tindakan tegas. Ini yang harus ditindaklanjuti instansi terkait,” ujarnya.
Hal senada juga dikemukakan tokoh intelektual pemuda Kabupaten Nabire, Medex Pakage. Kata Medex, Sembako belum normal di pasaran.
“Sekarang kontener boleh masuk ke kota Nabire, tetapi beberapa hari terakhir ini, kami melihat harga harga barang, harga Sembako masih saja tetap dengan harga yang mahal,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Nabire, Bambang Agus Widjanarko, menghimbau, pedagang diharapkan stabilkan harga sembako.
“Saya menghimbau ke semua distributor, toko-toko, pemilik toko, kios-kios maupun masyarakat agar menormalkan kembali harga-harga semula seperti pada waktu sebelum adanya Instruki Bupati soal pelarangan kontainer masuk kota,” tuturnya.
Bambang Agus Widjanarko, menambahkan, jika himbauan ini tidak diindahkan, maka pemerintah akan memberi sangsi dan mencabut ijin usahanya. (ros/ist)
Saturday, December 10th, 2011
PURWOKERTO, (PRLM).- Menjelang Natal dan Tahun Baru harga kebutuhan di Banyumas Jawa Tengah meroket, termasuk beras. Sementara penyaluran beras miskin ke 13 belum diketahui kapan akan turun.
Di Pasar Wage Purwokerto, harga cabe merah merah besar mencapai Rp 30.000, cabe keriting Rp 40.000 per kilogram. Sedangkan cabe rawit merah sudah Rp 25.000. Padahal pekan laku cabe rawit hanya Rp 20.000. Sementara harga tomat yang tadinya Rp 10.000 sekarang menjadi Rp 16.000 per kilogram.
Untuk wortel juga naik, dari Rp 3.000 per kg sekarang Rp 9.000 per kg. Demikian halnya dengan gula merah saat ini sudah Rp 12.000 per kg.
Naiknya harga sayuran menurut Saripah (42) pedagang sayur di Pasar Wage disebabkan banyaknya petani sayur di sentra sayuran di Gunung Slamet yang gagal panen.”Hujan yang terus menerus mengguyur menyebabkan tanaman sayur rusak sehingga harganya naik,” jelasnya Jumat (9/12).
Selain harga sayur, harga beras juga meroket. Beras jenis medium IR 64 di tingkat penggilingan sudah mencapai Rp 7.400 per kg atau naik Rp 100 dari tiga hari lalu. Sementara di tingkat pengecer mencapai Rp 7.900 – Rp 8.000 per kg.
“Sejak beras mahal saya selalu beli di penggilingan, harganya lebih miring dibanding dengan warung sembako, selisihnya mencapai Rp 600 per kg nya, lumayan bisa membeli kebutuhan lainnya,” kata seorang ibu rumah tangga Yuyun (35) warga Kelurahan Tanjung , Purwokerto Selatan. (A-99/A-88)***
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/168722
KOJA (Pos Kota) –Aneh bin ajaib. Setiap ada perayaan hari besar keagamaan harga kebutuhan pokok selalu naik di negeri ini. Tidak hanya Lebaran, bahkan jelang Natal dan Imlek pun selalu diwarnai harga sembako naik.
Kalau harga sembako naik jelang Lebaran dapat diterima akal karena banyak yang membutuhkan sembako melebihi hari biasa. Pasalnya penduduk Indonesia mayoritas muslim. Namun kalau saat perayanan Natal atau Imlek harga tetap naik dengan alasan jumlah kebutuhan naik, secara logika tidak masuk akal. Berapa sih jumlah pemeluk agama Kristen yang merayakan Natal di Indonesia?
“Saya juga heran kenapa mau Natal saja harga naik yang katanya persedian menipis. Emang berapa banyak yang rayain Natal. Kan tidak sebanyak yang rayain Lebaran. Masa asal ada kerayaan Agama pasti harga pada naik, “ujar Mpok Idun yang ditemui di Pasar Ujung Menteng, Jakarta Timur.
Kegelisahan Mpok Idun memang beralasan. Sebab tidak tertutup kemungkinan setiap ada perayaan keagamanan, spekulan ikut bermain sehingga harga sembako naik gila-gilaan.
Harga kebutuhan pokok merangkak naik itu antar alain cabe,tomat serta daging sapi. Kenaikan yang cukup tinggi ini membuat kaum ibu meradang dalam pemenuhan kebutuhan pangannya sehari-hari.
“Berasa benar harga sayuran naiknya minta ampun. Cabe dan tomat ampun harganya. Masa tomat harganya Rp1000/buah ukuran sedang. Cabenya lagi, nggak cukup Rp3000. Nyambel nggak cukup Rp10 ribu. Itu baru nyambel. Belum beli beras. Boro-boro mau makan daging. Ah nggak kepikir deh,”kata Siti Rohana warga Rawa Badak Koja yang tidak merayakan Natal tetapi harus merasakan dampaknya.
Aku, Rohana untuk keperluan dapur dia pusingnya minta ampun. Uang Rp50 ribu untuk makan dua hari keluarganya tidak cukup.
Kenaikan harga sayuran terutama cabe melambung tinggi . Diakui Umay,pedagang sayuran di pasar Rawa Badak, Koja Jakut. “Cabe terus naik ini. Mungkin musim hujan ini pasokan mulai berkurang. Bukan hanya itu menjelang natal dan tahun baru. Apalagi tomat. Ada juga barangnya tidak begitu bagus,”katanya.
Saat ini, harga cabe merah keriting tembus diposisi Rp40 ribu/kg naik Rp5 ribu/kg. Padahal seminggu yang lalu mencapai Rp34 ribu/kg. Sedangkan harga cabe merah besar mencapai Rp35 ribu/kg, cabe rawit merah Rp30 ribu/kg naik Rp2 ribu/kg. Harga tomat juga mengalami kenaikan harga yang tak kalah dengan cabe merah keriting, saat ini harganya mencapai Rp15 ribu/kg naik Rp1000/kg. Kol naik Rp2 ribu/kg jadi Rp7 ribu/kg.
Sementara itu harga sayuran yang lain masih normal seperti kentang Rp8 ribu/kg, kacang panjang Rp8 ribu/kg, wortel Rp6 ribu/kg, jagung Rp8 ribu/kg, sawi hijau Rp5 ribu/kg, bawang merah Rp10 ribu/kg.
Untuk harga daging sapi naik Rp5 ribu/kg jadi Rp65 ribu/kg. Harga gula merah naik Rp3 ribu/kg jadi 13 ribu/kg. Namun untuk harga sembako yang lain masih stabil dalam seminggu ini seperti telur ayam negeri Rp15 ribu/kg, minyak goreng curah Rp10 ribu/kg, gula pasir Rp10 ribu/kg. Lain halnya dengan kacang mede yang mengalami penurunan Rp5 ribu/kg karena sepi pembeli menjadi Rp85 ribu/kg. (lina/b)
http://www.poskota.co.id/berita-terk…mbako-kok-naik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan melalui situs resminya, kemendag.go.id, Senin (18/7/2011) pagi, melansir harga terkini sejumlah bahan pokok nasional.
Tercatat harga bahan kebutuhan pokok per 15 Juli 2011 adalah sebagai berikut:
1. Minyak Goreng Kemasan (620ml) Rp.9.587
2. Minyak Goreng Curah (kg) Rp.10.577
3. Daging Sapi (kg) Rp.70.204
4. Daging Ayam Broiler (kg) Rp.26.365
5. Daging Ayam Kampung (kg) Rp.45.091
6. Telur Ayam Ras (kg) Rp.18.087
7. Telur Ayam Kampung (kg) Rp.35.723
8. Tepung Terigu (kg) Rp.7.591
9. Kedelai Impor (kg) Rp.8.322
10. Kedelai lokal (kg) Rp.8.772
11. Beras Medium (kg) Rp.7.324
12. Gula Pasir (kg) Rp.10.510
13. Susu Kental Manis (397g) Rp.8.570
14. Mie Instant (Bungkus) Rp.1.492
15. Cabe Merah Keriting (kg) Rp.14.525
16. Cabe Merah Biasa (kg) Rp.14.647
17. Bawang Merah (kg) Rp.22.159
18. Ikan Teri Asin (kg) Rp.42.956
19. Kacang Hijau (kg) Rp.16.607
20. Kacang Tanah (kg) Rp.16.719
21. Ketela Pohon (kg) Rp.3.035
Penulis: Srihandriatmo Malau | Editor: Sonny Budhi Ramdhani
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com