Kamis, 23 Februari 2012

Ide Bisnis dari Pengalaman Dirampok

Views :222 Times PDF Cetak E-mail
Kamis, 23 Februari 2012 10:28
Berawal dari pengalaman pahit saat mengantarkan barang pesanan pelanggan, Antonius mempersenjatai diri dengan alat kejut. Tak dinyana, ternyata alat kejut tersebut menarik perhatian teman-temannya. Dari sinilah ide untuk membuka usaha alat keamanan pribadi muncul.

CE-logo"Awal mulanya, saya sebenarnya kena tipu. Saya mempunyai toko handphone waktu itu ada orang pesan dan saya antar barangnya ternyata di tempat orang tersebut ada 9 orang dan saya dirampok, habislah semua," tutur pria kelahiran 1989 ini.

Antonius menjelaskan, dirinya menjual beberapa alat seperti alat kejut atau setrum, bermacam-macam jenis pisau teropong dan senter yang jaraknya hingga 2 Km. "Dan yang paling tenar dan banyak dipesan itu adalah semprotan gas air mata atau biasa dikenal dengan spray pepper," kata dia.

Antonius membelinya di sebuah toko di Jakarta yang ternyata toko itu menjual khusus barang impor alat-alat bela diri ini. “Di tempat tersebut saya justru membeli banyak variasi dari pepper spray hingga samurai," kata Dia.

Bermodalkan Rp 2 juta di awal berdagang kini Antonius mempunyai dua toko di mana satu di rumah dan satu lagi terletak di Pondok Gede, Jatiwaringin ini. "Awalnya, saya punya modal Rp 2 juta. Kemudian jual-jual melalui internet dengan fasilitas barang dikirim dan itu terus berkembang," tambahnya.

Dijelaskan Antonius kini omsetnya sudah mencapai Rp 20-40 juta per bulan. "Saya sudah punya jaringan dan langganan sampai luar provinsi. Langganan ada di Bandung, Medan, Lampung sampai ke Papua," kata dia.

Pelanggan Antonius sangat beragam dari Ditlantas Polda, petugas satpam, dan perusahaan security dan keamanan, bahkan akademi polisi. Tak lupa pelanggan perorangan pun banyak yang datang kepadanya.

Ia menjelaskan, rata-rata harga alat seperti alat kejutnya dari Rp 85.000 sampai Rp 200.000. "Kalau pepper spray ada yang Rp 50.000 sampai Rp 100.000," tuturnya. Adapula yang jenis pisau dan samurai antara Rp 100.000 sampai Rp 500.000.

Menurutnya, berdagang alat-alat ini tidak perlu perizinan. Hal ini, sambungnya dikarenakan memang bukan berupa senjata api maupun replika senjata asli.

Dikatakan Antonius, hingga saat ini dirinya menjadi tulang punggung keluarga. Tidak hanya membayar kuliah sendiri namun hingga bisa membiayai orang tua. "Di balik kejahatan yah memang ada peluang," ungkap dia. (*/Detik Finance)

Sumber:
http://ciputraentrepreneurship.com/perdagangan/14661-ide-bisnis-dari-pengalaman-dirampok.html
◄ Newer Post Older Post ►